1 April 2012

Contoh Skripsi Keuangan dan Pemasaran



1. Penggunaan analisis Camel dalam menilai kesehatan Bank

Pada saat yang kritis seperti ini, dan besarnya harapan banyak pihak akan menguatnya kembali nilai tukar mata uang rupiah terhadap $ US, melalui sektor perbankan, masyarakat mendadak dikejutkan dengan keputusan Menteri Keuangan pada tanggal 24 November 1997 yang mencabut izin usaha (likuidasi) terhadap 16 bank swasta, dengan alasan kinerja dan kesehatan bank-bank tersebut tidak baik, namun alasan sesungguhnya tentang pencabutan izin usaha 16 bank secara resmi dikemukakan oleh Menteri Keuangan Indonesia Mar'ie Muhammad (www.artawan.mutiaracyber.com) pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Aset yang dimiliki bank tidak mencukupi untuk memenuhi kewajibannya (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
2. Pendapatan bank tidak cukup untuk menutup biaya operasionalisasi bank.
3. Kemampuan bank untuk menghimpun dana masyarakat semakin berkurang.
4. Akumulasi kerugian semakin besar
5. Teguran maupun usul-usul perbaikan dari Bank Indonesia kurang ditanggapi oleh para pemilik dan pengurus bank bermasalah. Read More

2. Pengaruh konsep Kemitraan terhadap kesediaan menjadi pemasok

agar dapat bersaing perusahaan harus lebih meningkatkan kemampuan mereka di dalam menyediakan produk dan jasa yang berkualitas yang mampu menghasilkan value bagi customers.
Kondisi ini mengharuskan perusahaan untuk lebih menfokuskan kebijakan dan strategi yang mengarah pada pencapaian efisiensi dan produktivitas seoptimal mungkin, sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk itu diperlukan sinergi antara pihak yang memiliki modal yang kuat, teknologi yang maju, manajemen modern dengan pihak yang memiliki bahan baku, tenaga kerja dan lahan. Sinergi ini dikenal dengan kemitraan. Seperti pendapat Mulyadi (1998:30) bahwa produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten oleh perusahaan yang menanamkan kualitas ke dalam semua aspek organisasinya, tidak hanya mencakup seluruh komponen intern organisasinya, namun mencakup kualitas masukan yang berasal dari pemasok melalui hubungan kemitraan.
Kemitraan menurut Wie (1992:2) merupakan kerjasama usaha antara perusahaan besar atau menengah yang bergerak disektor produksi barang-barang maupun di sektor jasa-jasa dengan industri kecil berdasar azas saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Kemitraan antara perusahaan dengan para pemasoknya dapat dipicu oleh semangat manajemen perusahaan untuk menghasilkan secara konsisten produk dan jasa berkualitas dengan atribut yang terjamin bagi pemuasan kebutuhan konsumen. Kemitraan dibangun karena ketidakmampuan perusahaan secara individual untuk memuasi kebutuhan para pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus membangun kemitraan dengan para pemasok untuk bersama-sama memuasi kebutuhan para pelanggan, melalui core competencynya masing-masing. Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar