26 Agustus 2011

Hati-Hati, Kucing Dapat Menularkan Kanker Otak

Sejumlah ilmuwan memperingatkan kucing dapat menyebarkan kanker otak kepada pemiliknya. Para ilmuwan menemukan hubungan antara parasit yang berkembang biak di perut kucing dengan tumor otak pada manusia.

Meskipun para ilmuwan tidak dapat membuktikan bahwa hewan rumahan ini harus disalahkan, namun mereka mengatakan bahwa penelitian mereka menghubungkan bahwa pada beberapa orang dapat mengembangkan penyakit mematikan. Kanker otak, dengan berbagai kasus, diklaim diderita lebih dari 3.500 jiwa per tahun di Inggris saja, dan penyebabnya sebagian besar tidak diketahui.

Parasit yang disebut Toxoplasma gondii, dibawa sekitar sepertiga penduduk bumi jauh di dalam otak mereka dan telah dikaitkan dengan perubahan kepribadian pada manusia dan hewan. Parasit yang telah menginfeksi 34 persen orang Inggris ini memiliki siklus hidup yang rumit tetapi hanya dapat berkembang biak di dalam kucing, yang kemudian lolos dari telur mikroskopis mereka dan menyebarkan infeksi.

Wanita hamil sudah disarankan untuk tidak membersihkan kotoran kucing, karena parasit ini dapat berakibat fatal bagi bayi yang belum lahir, dan saat ini tampaknya resiko kesehatan dapat diperluas ke orang lain.

Ilmuwan Prancis mengumpulkan data dari seluruh dunia mengenai kanker otak pada pria dan wanita dan membandingkannya dengan tingkat infeksi T. Gondii. Hal ini menunjukkan tingkat kanker otak tertinggi di negara dimana parasit itu menjadi hal yang paling umum – bahkan ketika faktor-faktor lain seperti pendapatan turut diperhitungkan.

Penelitian yang dipimpin oleh Frederic Thomas dari CNRS research institute di Montpellier, mengatakan, “Kami merasa hasil penelitian kami cukup kuat untuk mengajukan bahwa T. Gondii berpotensi meningkatkan resiko kanker otak pada manusia.”

Parasit jenis ini telah dikaitkan dengan berkembangnya tumor otak pada hewan. Terdapat juga bukti lain bahwa T. Gondii memiliki efek pada otak yang menyebabkan perubahan dalam perilaku,

Tikus yang terinfeksi parasit ini diketahui kehilangan rasa takut mereka terhadap kucing, sehingga lebih mungkin bahwa mereka akan dibunuh dan dimakan. Hal ini justru mendatangkan keuntungan bagi sang parasit karena ia dapat menyebar dengan cepat ke dalam usus kucing yang memungkinkannya untuk berkembang biak dan akhirnya menyebar.

Parasit ini juga dapat mempengaruhi perilaku manusia, dengan adanya penelitian yang menunjukkan perubahan pada pria menjadi agresif dan cemburuan sementara pada wanita membuat mereka memiliki hasrat seks yang tinggi. Penelitian lain telah menunjukkan hubungan yang kuat antara T. Gondii dan skizofrenia.

Penyebab utama infeksi pada manusia yaitu terjadi pada mereka yang mengkonsumsi daging yang kurang matang, terutama daging kambing, daging babi dan daging rusa, dan menelan air, tanah atau apapun yang terkontaminasi kotoran kucing.

Para ilmuwan di balik studi terbaru mengakui bahwa mereka tidak membuktikan bahwa kucing menyebarkan kanker otak tetapi menambahkan, “Sangatlah jelas bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan hubungan proksimat antara T. Gondii dengan berbagai jenis tumor otak dan untuk menyelidiki mekanisme tindakan yang dapat diambil. Dengan membangun penelitian hubungan antara T. gondii dengan kanker otak bisa membuka pintu yang sangat potensial untuk mengurangi resiko kanker.”

Source :www.jawaban.com

Sabun Dan Pewangi Pakaian Berpotensi Memicu Kanker

roduk cucian beraroma dapat melepaskan bahan kimia penyebab kanker ketika pakaian yang basah berangsur-angsur kering, ujar para peneliti. Koktail bahan kimia dtemukan di udara yang dipancarkan melalui ventilasi selama siklus pencucian ketika menggunakan deterjen cair populer dan pewangi pakaian.

Meskipun penelitian ini dilakukan di Amerika, penulis laporan ini yakin masalah yang sama terjadi di rumah tangga di seluruh dunia, berpotensi menyebabkan sakit kepala, serangan asma bahkan kejang. Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Anne Steinemann, seorang ahli efek dari polusi di University of Washington di Seattle.

Para peneliti menganalisis asap yang dipancarkan dari alat pengering ketika siklus pencucian sedang djalankan dengan deterjen dan pewangi pakaian. Analisis dari gas yang tertangkap menemukan lebih dari 25 senyawa organik yang mudah menguap, termasuk tujuh polutan berbahaya, keluar dari ventilasi udara. Dua bahan kimia di antaranya – acetaldehyde dan benzene – diklasifikasikan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika sebagai karsinogen.

Studi ini juga menemukan bahan kimia serupa di antaranya 25 produk beraroma yang telan diuji, dan semua produk tersebut memancarkan setidaknya satu bahan kimia yang tergolong berbahaya. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Kualitas Udara, Atmosfer dan Kesehatan, meningkatkan kekuatiran akan pertanyaan seputar keamanan produk konsumen yang wangi.

Profesor Steinemann mengatakan penelitian menunjukkan bahwa sementara perhatian publik cenderung fokus pada polusi dari mobil dan industri, resiko polusi di rumah tidak boleh diabaikan. Dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa masalah ini mungkin tidak terbatas pada rumah-rumah di Amerika.

“Deterjen yang kami teliti secara luas dipergunakan di Inggris. Jadi saya memiliki cukup alasan untuk yakin bahwa situasi di sana akan sangat mirip. Selain itu saya telah dihubungi oleh sejumlah orang di Inggris yang mengatakan bahwa mereka menderita penyakit atau sakit kepala ketika mereka berdiri di dekat ventilasi pengering pakaian,” ujar Profesor Steinemann.

Source :www.blogger.com

Kok Bisa Teh Lebih Sehat Dari Pada Air Putih?

Minum tiga cangkir atau lebih teh setiap hari sama baiknya dengan minum banyak air putih dan malah memberikan dampak kesehatan yang lebih baik, demikian ungkap sebuah penelitian yang dirilis dalam European Journal of Clinical Nutrition.

Hasil penelitian ini juga mematahkan asumsi yang ada selama ini bahwa teh membuat dehidrasi. Teh menambah cairan dalam tubuh Anda, sama seperti air putih, tapi juga melindungi Anda dari penyakit jantung dan juga beberapa kanker, demikian jelas ahli nutrisi asal Inggris.

Para peneliti tersebut yakin bahwa flavonoids adalah nutrisi kunci dalam teh yang mempengaruhi kesehatan. Selain itu polyphenol antioksidan yang ditemukan dalam banyak jenis makanan juga terdapat dalam teh. Zat ini berguna untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.

Di Inggris yang hampir sebagian besar orang tua disana sangat suka minum teh, untuk itu dengan hasil penelitian ini mereka tidak perlu takut lagi mengkonsumsinya. Demikian juga Anda yang menggemari teh dibandingkan minuman lain, asal dengan konsumsi gula yang terkendali, teh baik untuk Anda.


Source:http://www.jawaban.com/